Nama saya Yudi Sutopo, lahir di kota Sintang tepatnya di desa Pauh Kecamatan Sepauk. Lalu saya pindah ke desa Nanga Jetak, bersama orang tua saya tinggal di sana. Selama 6 tahun saya mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 Jetak. Lalu saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sintang. Kemudian saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Sintang. Setelah tamat di Madrasah Aliyah Negeri Sintang saya kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak dengan jurusan bahasa Arab, fakultas Tarbiyah. Lalu setelah saya menjalani perkuliahan belum genap sebulan, ternyata saya memperoleh beasiswa pendidikan di Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Awalnya saya tidak punya niatan sama sekali untuk menjadi guru, justru saya ingin menjadi anggota Kepolisian. Namun selain orang tua yang merasa keberatan, tidak adanya biaya adalah salah satu faktor utama. Tapi mungkin Tuhan berkehendak lain, sepertinya dia ingin saya menjadi seorang guru. Saya menempuh pendidikan tersebut selama kurang lebih 5 tahun. yang paling berkesan bagi saya menempuh pendidikan di sana, bukanlah perkuliahan itu sendiri tapi wawasan di sanalah yang menyebabkan saya sadar bahwa saya harus terus berkembang menjadi orang yang berkemampuan.
Setelah masa pendidikan selesai, saya pun pulang kembali ke kampung halaman yaitu kota Sintang. Sebenarnya, saya adalah satu dari 11 mahasiswa ikatan dinas dimana Pemerintah Kabupaten Sintang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menyediakan fresh graduate untuk dididik menjadi guru profesional dan langsung diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Namun pada saat itu masih ada kendala masalah terkait pengangkatan yaitu moratorium, jadi pengangkatan kami sebagai pegawai negeri sipil pun tertunda. Tapi Dinas Pendidikan berinisiatif untuk menjadikan kami sebagai guru honor daerah dengan syarat harus bertugas di daerah sesuai dengan yang telah disepakati. Dari 11 mahasiswa, hanya hanya 6 orang yang yang bersedia dan saya satu diantara yang bersedia. Akhirnya saya pun berangkat ke daerah dengan segala keterbatasannya yaitu Kecamatan Ambalau Desa Buntut Pimpin. Kurang lebih 2 tahun saya pun mutasi ke SDN 2 Nanga Jetak yang merupakan sekolah di desa saya.
Tak ada alasan lain selain pengabdian dan membalas jasa pada sekolah tersebut karena telah membesarkan saya. Lalu setelah adanya pencabutan moratorium, maka saya pun mendaftar sebagai CPNS namun karena alasan teknis saya tidak lulus pada tes tersebut. Tak putus asa di situ, meskipun dengan keadaan dimana hanya saya yang tidak lulus, saya pun mencoba peruntungan lain dengan membuka usaha konveksi kaos. Usaha itu pun sudah berjalan 1 tahun, ternyata pendaftaran CPNS pun dibuka kembali dan dengan semangat pantang menyerah saya pun mendaftar dan akhirnya lulus. Setelah pengumuman Ternyata saya kembali bertugas di daerah Ambalau yaitu di Desa Nanga Kesange. Selama tugas di sekolah tersebut banyak sekali suka duka yang saya alami mulai dari tidak adanya fasilitas maupun sarana dan prasarana yang memadai. Dengan segala keterbatasan, saya pun hanya mampu bertahan di di sekolah tersebut selama kurang lebih 5 tahun. Setelah itu saya mengajukan mutasi ke SDN 12 Jerora Sintang dan ternyata disetujui oleh dinas pendidikan. Akhirnya mulai tanggal 24 Oktober saya resmi bertugas di sekolah tersebut hingga sekarang.
Hobi
Untuk masalah hobi saya sangat menyukai kesenian terutama seni rupa dua dimensi seperti melukis. Sampai sekarang aktivitas itu pun masih sering saya lakukan. Selain itu saya juga menyukai olahraga badminton memiliki ketertarikan pada pemrograman komputer dan hingga kini saya pun masih sering berlatih.
Keluarga
Saya bersyukur pada tuhan bahwa saya diberikan istri yang solehah dan juga seorang anak perempuan yang cantik yang selalu menjadi penyemangat hidup saya.